17/23. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu,
فِي قَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ {إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٌّ} (الإسراء : ٢٣) إِلَى قَوْلِهِ: {كَمَا رَبَّيَانَي صَغِيْرَا} (الإسراء : ٢٤) فَنَسَخَتْهَا اْلآيَةُ الَّتِي فِي بَرَاءَةٍ {مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا أَنْ يَسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْا أُوْلِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أّنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيْمِ}
(التوبة : ۱۱٣ )
Tentang firman Allah Azza wa Jalla, "(Adakalanya salah satu di antara keduanya atau kedua-duanya sampai kepadamu masa tuanya, maka janganlah engkau katakana, 'Hus, kepada keduanya')" (Qs. Al Israa' (17): 24) Sampai firman-Nya, " (Sebagaimana keduanya mendidik aku disaat kecil)" (Qs. Al Israa' (17): 24). Lalu ayat tersebut dinasakh (dihapus) oleh ayat yang terdapat dalam surah Al Bara'ah (Tidaklah {patut} bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampun untuk orang-orang musyrik sekalipun mereka kerabatnya setelah jelas bagi mereka bahwa mereka adalah penghuni-penghuni neraka Jahim) (Qs. At-Taubah (9): 113).
Hasan, sanadnya.
Orang yang Mendapati Kedua Orang Tuanya (dalam Usia Lanjut) lalu Dia Tidak Masuk Surga -10
Posted by Admin in Hadits No. 1 - 100
16/21. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu,
عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلُ اللهِ! مَنْ؟ قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَهُ الْكِبَرِ، أَوْ أَحَدُهُمَا فَدَخَلَ النَّارَ .
Dari Nabi s bersabda, "Celaka seseorang, celaka seseorang, celaka seseorang." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah! Siapa (yang celaka)?" Rasulullah menjawab, "Orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya (dalam keadaan tua) lalu dia (tidak berbakti), maka dia masuk neraka."
Shahih, di dalam kitab At-Ta'liqur-Raghib (3/215). (Muslim, 45-Kitab Al Birru Wash-Shilah wal Adab, hadits 9,10).
Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua Selama Tidak dalam Kemaksiatan- 9
Posted by Admin in Hadits No. 1 - 100
14/18. Dari Abu Darda’ dia berkata,
أَوْصَانىِ خَلِيْلِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ بِتِسْعِ: لاَ تُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا وَإِنْ قُطًعْتَ أَوْ حُرُقْتَ، وَلاَ تَتْرُكَنَّ الصَّلاَةَ ْمَكْتُوْبَةً مُتَعَمَّدُا فَمَنْ تَرَكَهَا مُتَعَمِّدًا فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ الذِّمَّةُ، وَلاَ تَشْرَبِ الْخَمْرَ، َإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ، وَأَطِعْ وَالِدَيْكَ وَإِنْ أَمَرَاَكَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ دُنْيَاكَ فَاخْرُجْ لَهُمَا وَلاَ تٌناَزِعَنَّ وُلاَةَ اْلأَمْرِ وَإِنْ رَأَْيتَ أَنَّكَ أَنْتَ، وَلاَ تَفِرَّر مِنَ الزَّحْفِ وَإِنْ هَلَكْتَ وَفَرَّ أَصْحَابِكَ وَأَنْفِقْ مِنْ طُوْلِكَ عَلَى أَهْلِكَ وَلاَ تَرْفَعْ عَصَاكَ عَلىَ أَهْلِكَ وَأَخِفْهُمْ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Rasulullah s berwasiat kepadaku dengan 9 hal: jangan meneykutukan Allah dengan sesuatu apapun sekalipun engkau dipotong (tubuhmu) atau dibakar, jangan meninggalkan shalat dengan sengaja, maka bebaslah tanggung jawab atasnya, janganlah minum khamar, karena khamar pangkal segala kejahatan, taatilah kedua orang tuamu, sekiranya keduanya memerintahkan kepadamu agar kamu ke luar dari duniamu, maka keluarlah demi keduanya, janganlah menentang penguasa, sekalipun engkau beranggapan bahwa engkau yang benar, janganlah lari dari peperangan, sekalipun engkau akan terbunuh dan teman-temanmu meninggalkanmu, bersedekahlah kepada keluargamu sesuai dengan kemampuanmu, dan janganlah berlaku kasar kepada keluargamu dan ringankanlah beban mereka karena Allah U.
Hasan, di dalam kitab Al Irwa (2026( (Ibnu Majah, 36 Kitabul Fitan, Bab As-Shahru Alal Bala’i hadits 4034)
15/20. Dari Abdullah bin Umar, dia berkata,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرِيْدُ الْجِهَادَ، فَقَالَ:(أَحَىِّ وَالِدَاكَ؟) قَالَ: نَعَمْ، فَقَالَ: (فَفِيْهِمَا فَجَاهِدْ
"Seseorang laki-laki datang kepada Nabi s memohon untuk berjihad, lalu Nabi berkata,' Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' Dia menjawab, 'Ya.' Lalu Nabi berkata, 'Berbakti kepada keduanya adalah jihad.'"
Shahih, di dalam kitab Al Irwa' (1199), [Bukhari, 56-Kitabul ]ihad 138, Bab Al ]ihad bi Idznil-Walidain, Muslim, 45- Kitab Al Birru wash-Shilah, dan Al Adab hadits 5,61]
13/17. Dari Abu At-Thufail, dia berkata,
سُئِل عَلِىٍّ: هَلْ خَصَكُمْ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ بِشَيْءٍ لَمْ يَخُصَّ بِهِ النَّاسَ كَافَّةً؟ قَالَ: مَا خَصَّنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَيْءٍ لَمْ يَخُصَّ بِهِ النَّاسَ إِلاَ مَا فِي قَرِابٍ سَيْفِى، ثُمَّ أَخْرَجَ صَحِيْفَةً فَإِذَا فِيْهَا مَكْتُوْبٌ: لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَعَ لِغَيْرِ اللهِ وَلَعَنَ اللهُ مَنْ سَرَقَ مَنَارَ اْلأَرْضِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا
"Ali ditanya, apakah Nabi s mengkhususkan untuk kalian sesuatu yang tidak dikhususkan untuk semua orang?" Ali menjawab, "Rasulullah tidak mengkhususkan untuk kita sesuatu yang tidak dikhususkan untuk orang lain, kecuali sesuatu yang terdapat dalam sarung pedangku." Kemudian dia mengeluarkan lembaran darinya, dan tiba-tiba di dalamnya tertulis, "Allah melaknat orang yang menyembelih tanpa menyebut nama Allah, orang yang mencuri tanda-tanda (batasan) tanah, orang yang menyakiti (melaknat) kedua orang tuanya, dan Allah melaknat orang yang melindungi (menolong) pelaku kejahatan."
Shahih, disebutkan di dalam kitab Al Misykah (4070), (Muslim, 35- Kitabul Adhaahi, hadits 44,45)
12/15. Dari Abu Bakar, dia berkata "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِاَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ (ثَلاَثَا) قَالُوا: بَلَى يَا رَسُوْلُ اللهِ! قَالَ: الإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ، وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا، أَلآ وَقُوْلُ الزَُّوْرِ، مَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْتُ لَيْتَهُ سَكَتَ
'Maukah engkau aku beritahukan tentang dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar?' (Rasulullah s mengulangnya tiga kali). Mereka menjawab, 'Ya, wahai Rasulullah!.' Rasulullah s bersabda, 'Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua -kemudian Rasulullah duduk, yang sebelumnya beliau bersandar- ingatlah, dan perkataan bohong'. Rasulullah terus-menerus mengulang kata-katanya, sehingga aku berharap semoga Rasulullah diam.
Shahih Ghayatul Maram (277): (Bukhari, 78, Kitabul Adah, 6- Bab Uququl Walidain Minal-Kaba’ir, Muslim: 1 - Kitabul Iman, hadits 143)
8/10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu,
قَالَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عّلَيْهِ وَسّلَّمَ : لاَ يَجْزِى وَلَدٌ وَالِدًهُ إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ
Dari Nabi s berkata, "Seorang tidak dikatakan berbakti kepada orang tuanya, kecuali bila orang tuanya menjadi budak lalu ia membelinya dan memerdekakanya."
Shahih, di dalam kitab Al Inva (1747), Muslim, 20- Kitabul Itqi, hadits 25, 26).
9/11. Dari Abu Burdah, bahwasanya dia melihat Ibnu Umar dan seorang laki-laki dari Yaman sedang thawaf di Ka'bah, sambil menggendong ibunya di belakang punggungnya seraya berkata,
إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُذَلَّلْ أَنْ أُذْعَرَتْ رُكًابُهَا لَمْ أُذْعَرْ ثُمَّ قَالَ: يَا ابْنَ عُمَرَ أَتَرَانِى جَزَيْتُهَا؟ قَالَ: لاَ وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ طَاَف ابْنُ عُمَرَ فَأَتَى الْمَقَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ قَالَ: يَا ابْنَ أَبِى مُوْسَى! إِنَّ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ تُكَفِّرَانِ مَا أَمَامَهُمَا
"Sesungguhnya aku di hadapannya ibarat unta yang hina. Sekiranya unta itu mengejutkan penunggangnya, maka saya tidak mengejutkan (ibu saya -ed)." Kemudian dia berkata, "Wahai Ibnu Umar! Apakah engkau melihat saya telah membalasnya (kebaikan ibu saya -ed)?" Ibnu Umar menjawab, "Belum, bahkan tidak sebanding dengan tarikan nafasnya disaat melahirkan." Lalu Ibnu Umar thawaf kemudian mendatangi makam Ibrahim lalu shalat dua rakaat kemudian berkata, "Wahai Ibnu Abu Musa! Sesungguhnya setiap dua rakaat shalat akan bisa menghapus dosa-dosa yang berada di depannya (sebelumnya)."
Shahih sanadnya.
10/13. Dari Abdullah bin Amr, dia berkata,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَايِعُهً عَلَى الْهِجْرَةِ وَتَرَكَ أَبُوَيْهِ يَبْكِيَان فَقَالَ: ارْجِعُ إِلَيْهِمَا وَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا
"Seseorang datang kepada Nabi s seraya membaiatnya untuk berhijrah dan meninggalkan kedua orang tuanya yang menangisinya, lalu Nabi berkata, 'Pulanglah kepada keduanya, buatlah keduanya tersenyum sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis."'
Shahih, di dalam kitab At-Ta'liq Ar-Raghib (3/213), (Sunan Abu Daud: 15 - Kitabul Jihad, 31- Bab Fi Rajulin Yaghzu wa Abawahu Karihani. Sunan An-Nasa'i, 39- Kitabul Bai'ah Alal Jihad, 10- Bab Al Bai'ah Alal-Hijrah, Sunan Ibnu Majah, 34- Kitab Al Jihad, 12- Bab Ar-Rajulu Yaghzu walahu Abawani (hadits 2782)
11/14. Dari Abu Murrah, Maula (budak yang dimerdekakan) Ummu Hani' binti Abu Thalib,
أَنَّهُ رَكِبَ مَعَ أَبِى هُرَيْرَة َإِلَى أَرْضِهِ بِا (الْعَقِيْقِ ) فَإِذَا دَخَلَ أَرْضَهُ صَاحَ بِأَعْلَى صَوْتِهِ عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ يَا أُمَّتَاهُ! تَقُوْلُ: وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ يَقُوْلُ: رَحِمَكَ اللهُ كَمَا رَبَيٍتَنَى صَغِيْرَا فَتَقُوْلُ: يَا بُنَىَّ وَأَنْتَ فَجَزَاكَ اللهُ خَيْرًا وَرَضِىَ عَنْكَ كَمَا بَرَرْتَنِى كَبِيْرَا
"Bahwasanya dia naik (unta) bersama Abu Hurairah menuju tanahnya yang berada di Al Aqiq, ketika memasuki tanahnya dia berseru dengan suara lantang, 'Alaikis-Salamu wa Rahmatullahi wa barakatuhu, (semoga keselamatan dan kesejahteraan serta rahmat dan berkah Allah menyertaimu) wahai Ibu!, Ibunya menjawab, 'Wa 'aiaikas-Salamu wa Rahmatullahi wa barakatuhu.' (semoga kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah menyertaimu). Dia berkata, 'Mudah-mudahan Allah menyayangi sebagaimana engkau mendidik saya sewaktu kecil.' Lalu dia (ibunya) berkata, 'Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dan meridhaimu, sebagaimana kamu berbuat baik kepada saya di masa tua saya.'"
Hasan sanadnya.
6/8. Dari Thaisalah bin Mayyas, dia berkata,
كُنْتُ مَعَ النَّجَدَاتِ، فَاَصَبْتُ ذُنُوْبًا لاَ أَرَاهَا اِلاَّ مِنَ الْكَبَائِرِ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لاِبْنِ عُمَرَ قَالَ: مَا هِيَ؟ قُلْتُ: كَذَا وَكَذَا؟ قَالَ: لَيْسَتْ هَذِهِ مِنَ الْكَبَائِرِ، هُنَّ تِسْعٌ : اْلإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَقَتْلُ نَسْمَةٍ، وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَاِلْحَادُ فِي الْمَسْجِدِ، وَالَّذِي يَسْتَسْخِرُ، وَبُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوْقِ قَالَ لِي ابْنُ عُمَرَ: أَتُفِرَّقُ مِنَ النَّارِ وَتُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قُلْتُ: أَىْ وَاللهِ! قَالَ: أَحَىُّ وَالِدُاكَ؟ قُلْتُ: عِنْدِي أُمِّى، قَالَ: فَوَاللهِ! لَوْ أَلَنْتَ لَهَا الْكَلاَمَ وَأَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ لَتَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
"Aku bersama orang-orang keturunan Najdah bin Amir Al Khariji, yang membuat aku banyak melakukan dosa-dosa besar. Kemudian aku melaporkannya kepada Ibnu Umar, dia bertanya, "Apa dosa-dosa itu?" Aku menjawab, "Ini dan itu." Ibnu Umar berkata, "Itu tidak termasuk dosa-dosa besar. Dosa-dosa besar itu, ada sembilan, yaitu menyekutukan Allah, membunuh orang, lari dari peperangan, menuduh zina kepada wanita mukmin, memakan harta riba, mengambil harta anak yatim, melenceng di masjid, orang yang suka menghina (mengejek), dan (menyebabkan) orang tua menangis karena durhaka (kepada keduanya)." Ibnu Umar berkata, kepadaku, "Apakah engkau takut dari neraka dan ingin masuk surga?" Saya berkata, "Apa benar, demi Allah?," Ibnu Umar berkata, "Apakah orang tuamu masih hidup?" Saya menjawab, "Ibu saya masih hidup." Ibnu Umar berkata, "Demi Allah! sekiranya engkau berbicara lemah lembut kepadanya dan memberi makan kepadanya, maka niscaya engkau benar-benar akan masuk surga selama dosa-dosa besar itu dijauhi."
Shahih, dalam kitab Ash-Shahihah (2898).
7/9. Dari Urwah berkata,
7/9. Dari Urwah berkata,
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ): لاَ تَمْتَنِعْ مِنْ شَيْءٍ أَحَبَّاهُ
(Dan rendahkanlah dirimu kepada keduanya karena sayang). (Qs. Al-Israa* (17): 24): "Janganlah menghalangi sesuatu yang dicintai oleh keduanya." Shahih sanadnya.
5/5. Dari Abu Hurairah, dia berkata.
قِيْلَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ مَن أَبَرُّ؟ قَالَ: أَمَّكَ، قاَلَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ،[ثُمَّ عَادَ الرَّابِعَةَ فَ] قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أَبَاكَ.
Ditanyakan (kepada Rasulullah), "Wahai Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam! Siapa yang harus aku perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu" Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah menjawab, "Ibumu" Lalu dia bertanya, "Lalu siapa?" Pertanyaan ini diulanginya hingga empat kali, dan Rasulullah menjawab, "Ayahmu".
Shahih, dalam kitab Al Irwa (837), Adh-Dha'ifah (4992), (Bukhari, 78 Kitabul Adab, 2. Bab Man Ahaqqun-Nasi Bihusnish-Shahabah, Muslim, 45- Kitab Al Birru wash-Shilah wal Adab, hadits 1, 2, dan 3).
3/3. Dari Bahaz bin Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya, aku berkata,
يَا رسول الله مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ : أُمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبّرُّ؟ قَالَ : أّمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أَبَاكَ، ثُمَّ اْلأَقْرَبَ فَاْلأَقْرَبَ
"Wahai Rasulullah! Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu". Saya bertanya lagi, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu" Lalu saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu". Saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?." Rasulullah menjawab, "Bapakmu, kemudian kerabat yang terdekat, lalu kerabat yang terdekat."
Hasan, di dalam kitab Al Inva (2232, 829), dan di dalam (Sunan Tirmidzi, 25- Kitab Al Birru wa Ash-Shilat, 1- Bab Ma Ja'a fi Birril-Walidain).
4/4. Dari Ibnu Abbas,
٤/٤ أَنَّهُ أَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ: إِنِّى خَطَبْتُ امْرَأَةٌ فَأَبَتْ أَنْ تَنْكِحَنِي، وَخَطَبَهَا غَيْرِى فَأَحَبَّتْ أَنْ تَنْكِحَهُ، فَغِرْتُ عَلَيْهَا فَقَتَلْتُهَا، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ قَالَ: أُمُّكَ حَيَّةٌ؟ قَالَ: لاَ، قَالَ: تُبْ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَتَقَرَّبْ إِلَيْهِ مَا اسْتَطَعْتَد[قَالَ: عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ:] فَذَهَبْتُ فَسَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ: لِمَ سَأَلْتَهُ عَنْ حَيَاةِ أُمَّهِ؟ فَقَالَ: إِنِّى لاَ أّعْلَمُ عَمَلاً أَقْرَبُ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ بِرِّ الْوَالِدَةِ
Bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata, "Sesungguhnya aku telah meminang seorang wanita, lalu dia enggan untuk menikah denganku. Kemudian dia dipinang oleh orang lain dan dia menikah dengannya. Akhirnya saya cemburu dengan wanita itu, lalu aku membunuhnya. Apakah (masih) ada taubat bagiku?" Ibnu Abbas bertanya, "Ibumu masih hidup?" Dia menjawab, "Tidak." Ibnu Abbas berkata, "Bertaubatlah kepada Allah Azza wa ]alla, dan mendekatlah kepada-Nya semampu kamu." [Atha' bin Yasar berkata] "Kemudian saya menjumpai Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya, 'Mengapa engkau bertanya tentang ibunya?7 Ibnu Abbas menjawab, 'Sesungguhnya aku tidak mengetahui suatu amalan yang lebih dekat kepada Allah Azza wa Jalla dari pada berbuat baik kepada Ibu'."
Shahih, dalam kitab Ash-Sshahihah (2799)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala "Kami perintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya."
Posted by Admin in Hadits No. 1 - 100
1/1. Dari Aim Amr Asy-Syaibani, dia berkata, "Pemilik rumah ini meriwayatkan kepadaku -sambil memberikan isyarat dengan tangannya ke rumah Abdullah- dia berkata,
سَأَلْتُ النبي صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ : الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ، قُلْتُ : ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادِ فِي سَبِيْلِ اللهِ قَالَ : فَحَدَّثْنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتّزَدْتُهُ لَزَادَنِى
'Saya bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, "Apakah perbuatan yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala?." Nabi menjawab, "Shalat pada waktunya". Kemudian saya bertanya lagi, "Lalu apa?." Rasulullah menjawab, 'Kemudian berbuat baik kepada kedua orang tud'. Lalu saya kembali bertanya, "Lalu apa?" Rasulullah menjawab, "Kemudian jihad di jalan Allah'." Abdullah berkata, 'Rasulullah menerangkan perkara tersebut kepadaku. Sekiranya aku meminta tambahan kepadanya, maka niscaya beliau akan menambahnya untukku.'"
Shahih, disebutkan di dalam kitab Al Inua* (1197), (Bukhari, 9. Kitab Mawaqitush-Shalat, 5- Bab Fadhlus-Shalati li Waqtiha. Muslim, 1-Kitab Al Iman, hadits 137,138,139 dan 140)
2/2. Dari Abdullah bin Umar, dia berkata,
رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
"Ridha Tuhan terletak pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Tuhan terletak pada kemurkaan kedua orang tua".
Hasan mauquf dan shahih marfu' didalam kitab Ash-Shahihah (515).
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, kami memuji-Nya dan memohon pertolongan serta ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan diri kami dan keburukan perbuatan kami Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang menyesatkannya, dan barang siapa disesatkan-Nya maka tidak ada yang menunjukinya. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Amma ba'du.
Sesungguhnya nikmat Allah yang sangat besar dan taufiq-Nya yang diberikan kepada saya -bagi-Nya sanjungan dan pujian- adalah proyek saya yang signifikan, yang telah berlangsung lebih dari empat puluh tahun. Dalam usaha tersebut saya bekerja dengan penuh kesungguhan dan ketekunan tanpa mengenal lelah dan bosan, yaitu "Mendekatkan Sunnah ke hadapan umat Islam" dengan cara menghilangkan mata rantai sanad yang terdapat dalam kitab-kitab Sunnah dan membedakan sanad-sanad yang shahih dari sanad yang dha'if. Usaha tersebut telah membuahkan hasil dengan terbitnya kitab Mukhtashar Shahih Bukhari jilid I dan II, sedang jilid III-nya sedang dalam penerbitan. Pentahqiqan Mukhtashar Shahih Muslim karya Al Hafizh Al Mundziri telah diterbitkan beberapa kali, yang terakhir dicetak oleh penerbit Al Maktabah Al Islamiyah. Shahihul Jaami' Al Shaghir, Dha'if Janti' As-Shagfrir, Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, Shahih Sunam Abu Daud, Shahih Sunan At-Tirmidzi, Shahih Sunan An-Nasa'i, Shahih Sunan Ibnu Majah, Dha'if Sunan Abu Daud, dan dha'if ketiga sunan berikutnya. Dengan penerbitan yang mengalami perubahan, perbaikan, dan penyajian yang kurang bagus dengan suatu kriteria yang tidak perlu dijelaskan sekarang. Hal tersebut yang mendorong kami untuk meneliti dan meluruskan kembali hal-hal yang berubah dari kitab-kitab tersebut setelah hak penerbitan dan penyebarluasannya berpindah kepada saya, yang didasarkan atas kesepakatan yang berlaku antara saya dengan Maktab At-Tarbiyah Al Arabi Al Khaliji. Hal itu dimaksudkan untuk persiapan penerbitan dengan model terbitan yang baru, dan perbaikan dengan sempurna atas izin Allah Tabaraka wa Ta'ala.
Archivo del blog
-
▼
2010
(14)
-
▼
March
(14)
- Seseorang Tidak Bisa Memohonkan Ampunan untuk Bapa...
- Orang yang Mendapati Kedua Orang Tuanya (dalam Usi...
- Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua Selama Tidak d...
- Allah Melaknat Orang yang Melaknati Kedua Orang Tu...
- Durhaka kepada Kedua Orang Tua
- Membalas Kedua Orang Tua
- Berbicara Lemah Lembut Kepada kedua Orang Tua
- Berbuat Baik kepada Bapak
- Berbuat Baik kepada Ibu
- Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala "Kami perintahka...
- Mukadimah
- Index B
- Indeks
- About
-
▼
March
(14)